Kriik, Kriik, Kriik.
Jangkrik berdendang di malam minggu.
Mendamaikan hati yang lelah dalam resah.
Di tengah gulita,
kupandangi kunang-kunang yang terbang penuh pendar cahaya kecilnya.
Indah nian...
Angin malam menyapu kulitku, membuaikan angan agar terus menguntai harapan.
Lihatlah di langit, kutemukan keceriaan dunia.
Aku terpesona.
Bulan sabit,
aiihh, indah nian kawan!
Ia tersenyum dengan keremangannya.
Ia terus tersenyum,
Dan akupun terpesona.
Apa itu yang berpendar indah?
Ialah bintang.
Ya, itu bintang.
Pijar kecilnya membuatku terpedaya.
Indah.
Elok sungguh.
Aku di sini menatap malam, tanpa kekasih, tanpa teman yang nyata.
Tapi aku tenang disini, di bawah langit malam,
puas memandang bintang, dan balas menyenyumi bulan sabitku.
Aku terpesona.
Cobalah temui kesejukan ini kawan,
kendaraan yang berseliweran di jalan tiada mengusikku.
Tidak ada rasa iri, malam mingguku tiada kelabu, engkau salah wahai kawan!
Ketenangan itu ada dari hatimu, dan dapati itu.
Dapati itu dengan caramu.
Lihatlah temanku si bintang dan si bulan sabit,
mendamaikan hatiku,
memberiku penawar, penawar dan penawar.
Ahh,
Aku terpesona,
Aku terpesona,
sungguh indah karunia-Mu wahai ALLAH,
Jangkrik berdendang di malam minggu.
Mendamaikan hati yang lelah dalam resah.
Di tengah gulita,
kupandangi kunang-kunang yang terbang penuh pendar cahaya kecilnya.
Indah nian...
Angin malam menyapu kulitku, membuaikan angan agar terus menguntai harapan.
Lihatlah di langit, kutemukan keceriaan dunia.
Aku terpesona.
Bulan sabit,
aiihh, indah nian kawan!
Ia tersenyum dengan keremangannya.
Ia terus tersenyum,
Dan akupun terpesona.
Apa itu yang berpendar indah?
Ialah bintang.
Ya, itu bintang.
Pijar kecilnya membuatku terpedaya.
Indah.
Elok sungguh.
Aku di sini menatap malam, tanpa kekasih, tanpa teman yang nyata.
Tapi aku tenang disini, di bawah langit malam,
puas memandang bintang, dan balas menyenyumi bulan sabitku.
Aku terpesona.
Cobalah temui kesejukan ini kawan,
kendaraan yang berseliweran di jalan tiada mengusikku.
Tidak ada rasa iri, malam mingguku tiada kelabu, engkau salah wahai kawan!
Ketenangan itu ada dari hatimu, dan dapati itu.
Dapati itu dengan caramu.
Lihatlah temanku si bintang dan si bulan sabit,
mendamaikan hatiku,
memberiku penawar, penawar dan penawar.
Ahh,
Aku terpesona,
Aku terpesona,
sungguh indah karunia-Mu wahai ALLAH,
***
Ramita Zurnia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar