Selasa, 01 Desember 2015

#FFRabu - Cik Melati



Cuaca semakin tak menentu. Sebentar hujan, sebentar mendung, kemudian cerah.
Meski begitu, tidak menyurutkan semangat seorang perempuan yang  sejam terakhir masih berdiri
di halaman. Dia tampak menunduk, menghadapkan wajahnya ke arah kelopak mawar yang mulai
terlepas satu per satu.
Mukanya sendu. Entah memang wajah ayunya selalu terlihat sedemikian pilu.
“Cik Melati, cik Melati, mari menari,”
Terdengar teriakan segerombolan bocah tanpa alas kaki.
Kontan yang diseru namanya melonjak – lonjak, melompat, bersilat – silat.
Cik Melati, begitu dia disebut. Kakak perempuanku yang berwajah sendu. Orang sekampung pasti
mengenalnya. Tua, muda, dan anak – anak. Semenjak diputus paksa keperawanannya, cik Melati
selalu menangis dan tertawa


*** 
100 pas

#FFRabu - Cik Melati
disetor ke mondayFF dengan tema Kakak Perempuan
oleh @Mitha_AdelSanto

#FFRabu - Ketakutan Kakak



“Kak, keluar yuk! Piknik, shopping, atau makan – makan,”

Dia tidak akan menjawab, tidak akan pernah menjawab, sebab dia terlalu menyukai kesendiriannya.

“Kaaaaak,” kali ini kutinggikan sedikit nada suaraku, dan jangankan menyahut, menoleh pun tidak.
Kakak tetap saja berdiam diri di sudut kamarnya.

Kusentuh pundaknya lembut, “Kaaaak,” bisikku.

Lagi, kak Melati tak meresponku.

Melihatnya seperti ini, aku ingin sekali  menangis. Hatiku terbelit oleh rasa cemas yang meradang, 
sebentar lagi ibu tiri kami akan pulang dan masuk kamar dengan berkacak pinggang.
Aku takut. Takut sekali. Apa mungkin? Setelah mengambil lidah dan pendengaran kakak perempuanku, 

sekarang ibu akan mencoba merenggut kakak dari hidupku.


***
100 kata

#FFRabu - Ketakutan Kakak

oleh @Mitha_AdelSanto