Apa yang tengah merasuki engkau,
Yang membuat seluruh pembuluh di dalam tubuhmu luruh dan luluh.
Kaupun menjawab,
"aku dirasuki virus CINTA.
Aku dirasuki CINTA gila."
apa yang tengah engkau risaukan, sahabatku?
Cinta adalah anugerah yang harus disyukuri.
Jangan engkau laknat cinta yang tumbuh bersemi di taman hatimu.
Tidakkah engkau bisa mensyukurinya?
Dan lagi engkau berkata,
"tak bisakan engkau menerka? Tolong lihatlah aku, yang dalam keterbatasanku,
yang dengan kepolosan aku mencintai sosok yang aku percayai sepenuh hati. Aku biarkan cinta merasuki nyawaku, aku beri peluang untuk cinta membutakan mata hatiku,
lalu apa? Tahukah engkau apa yang aku rasakan setelahnya?"
MasyaALLAH.
Separah itukah cinta membuatmu luka, sahabatku?
Ingatlah,
CINTA itu bisa menjadi energi, tetapi CINTA juga bisa menjadi RACUN.
Berhati-hatilah,
waspadailah saudariku.
Lantas apa yang engkau rasakan, desakku lagi.
"Kecemasan.
Kemuakan.
Penyesalan."
Yaa Rabb, aku biarkan cintaku kepada dia mengalahkan cintaku kepada-MU, dan setelah aku dibutakan, setelah mata hatiku ditutupi cinta buta, aku hanya bisa menikmati kesakitan ini.
Karena Cinta hampir saja menutupi kebenaran.
Dan ENGKAU menegurku duhai Rabb pencipta rasa cinta.
Engkau membuka ketertutupan hatiku yang buta.
Sekarang Engkau BUKAKAN tirai-tirai di kalbuku yang melemah, agar sinar KEBENARAN yang nyata menerangi jiwaku."
Luahkan lagi saudariku, aku ingin mata hatimu kian terbuka lebar.
Jika engkau selama ini tertidur dengan mimpi-mimpi indah, maka aku ingin hari ini engkau membuka mata, bahwa mimpi-mimpimu itu ternyata menjebakmu kian dalam pada kebutaan.
Sebagai saudarimu,
aku bersyukur.
Cinta butamu telah mampu melihat dengan benar.
Mata hatimu yang dibutakan,
akhirnya telah mampu melihat kembali.
Umpama engkau tengah berjalan,
jangan terus memuja langit.
Tetapi bersyukurlah, meski di tanah bumi ini penuh bebatuan, tetapi jika engkau syukuri, bebatuan itu tak akan melukai tapak kakimu.
Subhanallah walhamdulillah
Cintailah dia tanpa melebihi rasa cintamu kepada ALLAH
Posting ulang dari note fesbukku.
oleh : Ramita Zurnia
Yang membuat seluruh pembuluh di dalam tubuhmu luruh dan luluh.
Kaupun menjawab,
"aku dirasuki virus CINTA.
Aku dirasuki CINTA gila."
apa yang tengah engkau risaukan, sahabatku?
Cinta adalah anugerah yang harus disyukuri.
Jangan engkau laknat cinta yang tumbuh bersemi di taman hatimu.
Tidakkah engkau bisa mensyukurinya?
Dan lagi engkau berkata,
"tak bisakan engkau menerka? Tolong lihatlah aku, yang dalam keterbatasanku,
yang dengan kepolosan aku mencintai sosok yang aku percayai sepenuh hati. Aku biarkan cinta merasuki nyawaku, aku beri peluang untuk cinta membutakan mata hatiku,
lalu apa? Tahukah engkau apa yang aku rasakan setelahnya?"
MasyaALLAH.
Separah itukah cinta membuatmu luka, sahabatku?
Ingatlah,
CINTA itu bisa menjadi energi, tetapi CINTA juga bisa menjadi RACUN.
Berhati-hatilah,
waspadailah saudariku.
Lantas apa yang engkau rasakan, desakku lagi.
"Kecemasan.
Kemuakan.
Penyesalan."
Yaa Rabb, aku biarkan cintaku kepada dia mengalahkan cintaku kepada-MU, dan setelah aku dibutakan, setelah mata hatiku ditutupi cinta buta, aku hanya bisa menikmati kesakitan ini.
Karena Cinta hampir saja menutupi kebenaran.
Dan ENGKAU menegurku duhai Rabb pencipta rasa cinta.
Engkau membuka ketertutupan hatiku yang buta.
Sekarang Engkau BUKAKAN tirai-tirai di kalbuku yang melemah, agar sinar KEBENARAN yang nyata menerangi jiwaku."
Luahkan lagi saudariku, aku ingin mata hatimu kian terbuka lebar.
Jika engkau selama ini tertidur dengan mimpi-mimpi indah, maka aku ingin hari ini engkau membuka mata, bahwa mimpi-mimpimu itu ternyata menjebakmu kian dalam pada kebutaan.
Sebagai saudarimu,
aku bersyukur.
Cinta butamu telah mampu melihat dengan benar.
Mata hatimu yang dibutakan,
akhirnya telah mampu melihat kembali.
Umpama engkau tengah berjalan,
jangan terus memuja langit.
Tetapi bersyukurlah, meski di tanah bumi ini penuh bebatuan, tetapi jika engkau syukuri, bebatuan itu tak akan melukai tapak kakimu.
Subhanallah walhamdulillah
Cintailah dia tanpa melebihi rasa cintamu kepada ALLAH
***
Posting ulang dari note fesbukku.
oleh : Ramita Zurnia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar