Ibu mencoba meraih tubuhku.
Aku sangat takut. Bahkan ketakutan itu membuat darahku
berdesir-desir. Aku mencoba bertahan,
tubuhku bergetar hebat. Bukan karena kedinginan, namun karena menahan hantaman
gemuruh yang
menyeretku jauh dari tepian.
“Bu, aku tidak sanggup...” rengekku
“Bertahan, Aini. Bertahanlah, nak!”
Ibu meraihku lagi.
Meleset!
Ibu terlihat tak mampu menahan badannya, arus air membuat
gerak ibu semakin lamban, sementara
tubuhku sendiri sudah terasa berat.
“Jangan lepaskan aku, bu.” Kali ini air mataku tak sekadar
bergayut di pelupuk mata.
“Jangan menangis, Aini.”
Pegangan ibu merenggang, kami berdua hanyut, sementara
riak-riak kolam air mata ini semakin
lama semakin menenggelamkan harapanku, juga
ibu.
***
words : 100 (pas)
#FFRabu - Kolam Air Mata
Tulisanku di penghujung September ini kusetor untuk# FFRabu di @MondayFF
oleh : Ramita Zurnia (id twitter: @Mitha_AdelSanto)
Ini juga keren!
BalasHapus