Rabu, 19 Agustus 2015

Adakah Momen Lebaran Yang Jauh #LebihBaik?

Sebulan lamanya kita menunaikan ibadah puasa, menikmati setiap detik Ramadan dengan memperbanyak amalan dan ibadah. Segala sesuatu kita lakukan dengan ikhlas semata mendapatkan ridho Allah Swt.
Ramadan berlalu dengan cepat, tiba saatnya untuk merayakan hari kemenangan. Seluruh umat muslim di dunia akan bersuka cita menyambut hari kemenangan ini. Kumandang takbir akan bergema di mana - mana. Seluruh rindu akan tumpah ruah saat bisa melewati hari berbahagia di tengah orang - orang tersayang.

Adakah momen lebaran yang jauh lebih baik selain berkumpul dengan ayah, ibu, adik, kakak, dan semua sanak saudara di kampung halaman? Apalagi bagiku, yang harus ikut dengan suami merantau ke kota Pekanbaru, pastinya momen mudik lebaran menjadi sesuatu hal yang bisa dibilang wajib setiap tahunnya.

Memang sudah seharusnya, momen lebaran bersama keluarga di kampung halaman adalah momen yang sangat aku dan suami tunggu - tunggu. Bahkan kami akan mempersiapkan segala sesuatunya jauh hari sebelum lebaran tiba. Bisa saja kami akan mulai mendiskusikan ingin mudik lebaran menggunakan transportasi seperti apa, apakah sanggup berdesakan dengan pemudik di dalam bus antar provinsi, atau memilih konvoi dengan para sahabat menggunakan sepeda motor.

Semua perasaan memang terasa jauh lebih baik saat aku bisa berada di tengah keluarga. Semua rasa lelah setelah menempuh perjalanan berjam - jam dengan sepeda motor segera terbayar lunas setelah aku bisa merengkuh tubuh ibu, mencium punggung tangan ayah, juga memeluk adik - adikku dan berbagi rindu dengan mereka.

Butuh waktu delapan jam untuk mencapai Lubuk Sikaping, kota kelahiranku yang dipagari oleh hijaunya bukit barisan, dengan udara yang bersih dan sejuk. Lubuksikaping adalah sebuah kota kecil yang hanya berjarak dua jam dari pusat kota Bukittinggi.

Bagi kami masyarakat Minangkabau ada masakan khas yang harus selalu ada di setiap kali momen lebaran datang. Apalagi kalau bukan randang alias rendang daging yang sudah pasti lezat sekali. Jika sudah pulang kampung begini, aku tidak akan melewatkan masa untuk ikut mencicipi rendang hitam buatan ibuku. Daging rendang yang empuk, dengan cita rasa pedas yang benar - benar menggugah selera. Selain rendang, sudah tentu ibu juga selalu menghidangkan asam padeh (asam pedas) ikan, dan pangek paku kariang (rendang sayur pakis) yang dimasak dengan mencampurkan potongan sayur pakis, pisang mengkal, sambuang (kecombrang), jengkol, dan ikan tuna.

Selain melepas rindu untuk menyantap masakan ibu, lebaran bersama keluarga memang akan selalu menjadi hal yang paling berkesan setiap tahunnya. Sebab di manapun aku dan suami merantau mencari rezeki, meski aku harus terpisah jarak ribuan kilometer dengan ayah dan ibu, aku akan selalu menyempatkan untuk bisa mudik lebaran dan berada di rumah bersama keluarga besar.

Mengapa?
Sebab hanya selagi aku masih bisa. Selagi orang yang kusayangi masih ada. Akan kugunakan waktu dan kesempatan yang tersisa untuk berkumpul, saling berbagi, dan berusaha untuk ada di sisi mereka. Sebab hanya selalu kenangan indah yang akan kuukir setiap waktu untuk keluargaku, ayah - ibu, dan adik - adikku.
Sebab #LebihBaik kisah dan cerita indah itu terangkai oleh kasih sayang dan cinta dari keluarga.

Harapan terdalamku,
Aku selalu punya waktu untuk berkumpul,
Mendengarkan celoteh - celoteh riang adik - adikku,
Juga selalu ada bersama mereka yang kusayangi di momen lebaran tahun - tahun berikutnya.

***rz***


"Lebaran" #LebihBaik
Tulisan ini kuikutkan pada event BLOG COMPETITION "Lebaran" #LebihBaik yang diadakan oleh Sun Life Indonesia.
Pastinya juga untuk mengenang momen indah LEBARAN Id Fitri 1436 H.

Oleh : Ramita Zurnia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar