*Sketsa gambar oleh R3dcarra*
------------------------------------------------------------------------------
“Cukup! Cukup! Jangan diteruskan lagi. Kalian hanya
menyakiti hati Bapak,”
Air mata berlinang dari sudut matanya. Lelaki berwajah
murung itu berupaya menyembunyikan rasa sakit yang melumatkan keinginan hatinya.
Permintaannya yang sederhana.
Permintaan yang tidak akan merugikan siapa-siapa.
“Bapak....”
Raia ingin sekali memeluk tubuh Bapak. Namun rasa bersalah
terlanjur membuatnya frustasi. Raia menatap adiknya dengan kecemasan yang sama.
“Kalian tidak pernah mengerti. Kau Raia, dan juga
adik-adikmu.”
Lelaki itu menatap jauh ke luar jendela. Hatinya seperti
badai, yang bisa meruntuhkan apa saja yang ada di sekitarnya.
“Paaakkkk... Maafkan Raia,”
“Kalian setuju, bukan?” Desak Bapak lagi.
Raia dan adik-adiknya berpandangan. Lelaki itu merengut.
“Kak, kabulkan saja keinginan Bapak,” Deana tiba-tiba
bersuara. Yang lain ikut mengangguk.
“Ya sudah. Aku setuju.”
Bapak tersenyum. Matanya berbinar. Dengan tergesa lelaki itu
menuju lemarinya, mengambil satu stel pakaian terbaik, berikut sepatu hitam
mengkilatnya.
“Terima kasih, Nak. Bapak akan ke surga, menyusul ibumu.”
***
Mari Berpesta fiksi :*
oleh : Ramita Zurnia
Twitterku : @Mitha_AdelSanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar