“Kak, keluar yuk!
Piknik, shopping, atau makan – makan,”
Dia tidak akan
menjawab, tidak akan pernah menjawab, sebab dia terlalu menyukai kesendiriannya.
“Kaaaaak,” kali ini
kutinggikan sedikit nada suaraku, dan jangankan menyahut, menoleh pun tidak.
Kakak tetap saja berdiam diri di sudut kamarnya.
Kakak tetap saja berdiam diri di sudut kamarnya.
Kusentuh pundaknya
lembut, “Kaaaak,” bisikku.
Lagi, kak Melati tak meresponku.
Lagi, kak Melati tak meresponku.
Melihatnya seperti ini,
aku ingin sekali menangis. Hatiku terbelit
oleh rasa cemas yang meradang,
sebentar lagi ibu tiri kami akan pulang dan masuk
kamar dengan berkacak pinggang.
Aku takut. Takut sekali.
Apa mungkin? Setelah mengambil lidah dan pendengaran kakak perempuanku,
sekarang ibu akan mencoba merenggut kakak dari hidupku.
sekarang ibu akan mencoba merenggut kakak dari hidupku.
***
100 kata
#FFRabu - Ketakutan Kakak
oleh @Mitha_AdelSanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar