Goresan Terima Kasih untuk Bapak Ibu Guruku
Karya: Ramita Zurnia
Duhai Bapak dan Ibu guruku
Sajak indah kutulis dan kukisahkan kembali hari ini
Perihal ketekunan, ketulusan dan keikhlasan hatimu
menerobos dinginnya kabut pagi, menyongsong mentari
sebagai bentuk pengabdianmu, untuk mendidik dan mengajari kami dengan berbagai ilmu dan pengetahuan
ada banyak cita-cita yang engkau tuliskan:
Tercurah dalam pengajaran dan kebaikan yang engkau berikan
Tergambar jelas dalam setiap senyuman
dengan tulus hatimu
dengan ikhlas langkahmu,
demi kami, anak-anak didikmu
Duhai Bapak Ibu Guruku
Kini aku tahu mengapa Tuhan menciptakan guru
Aku tahu mengapa Tuhan ingin kami memahami ribuan harapanmu
Sebab di sekolah ini, kami mendapatkan tulusnya kasih sayang, dari seseorang, setelah ayah dan ibu
betapa Engkau akan terus mengenalkan kebaikan setiap hari
Menunjukkan hal-hal terbaik untuk masa depan kami
Mengajari kami bagaimana menjadi generasi yang kuat dan tangguh
Membawa kami hingga kelak menjadi pemimpin yang jujur dan amanah
Hingga suatu hari nanti, kami menjadi insan manusia yang bijaksana
Duhai bapak Ibu Guruku
Betapa rindangnya dedaunan ilmu yang selalu engkau berikan
Aku rela menjadi kuat demi mengejar cita-cita
Aku ingin menjadi hebat, melebihi apa yang kucemaskan sebelumnya
Aku ingin membuatmu bangga dengan kesuksesan kami di masa depan
Bapak dan Ibu guru, terima kasih
Terima kasih karena engkau selalu membimbingku
Terima kasih karena engkau selalu memberikan motivasi terbaikmu
Kami tahu, semua teguran dan nasihat itu adalah bentuk kasih sayangmu
Semoga kelak setiap kebaikanmu, menyinari langkah kami menuju masa depan
Semoga kelak setiap doamu, menemani kesuksesan kami di dunia dan akhirat
Pekanbaru, 24.11.24
----------------------------------------------------------------------
Engkau sebagai pelita, dalam kegelapan
Engkau laksana, embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot, pahlawan bangsa
tanpa tanda jasa....
Merdunya lagu Hymne Guru mengangkasa ke langit biru. Sungguh menggugah dan menyentuh hati, setiap kalimat dalam liriknya berhasil membuat bergetar sanubari. Mengapa tidak? Siapa lagi pahlawan tanpa tanda jasa di zaman yang sudah sangat maju ini? Siapa lagi dia pahlawan tanpa tanda jasa yang masih harus memperjuangkan kehidupan dan kesejahteraan keluarganya setelah mengabdikan diri untuk mencerdaskan anak bangsa? Siapa dia, kalau bukan seseorang yang telah mendidik, memberikan ilmu dan nasihatnya sebagai guru kepada belasan, puluhan, ratusan, ribuan bahkan jutaan dari kita, anak-anak bangsa.
Setiap tanggal 25 November, kita rayakan dan peringati bersama sebagai Hari Guru Nasional. Kita memperingatinya dengan penuh suka cita, siswa-siswa berbahagia, dan para guru menahan haru dalam senyumannya. Setahun sekali, mereka tersenyum merayakan bakti sebagai pendidik untuk generasi bangsa ini. Ada yang hatinya bersuka cita memeluk buket-buket bunga, tentengan kue perboluan dan berkantong cokelat mahal, namun ada pula yang hatinya tengah dilanda gundah gulana. HUT PGRI ke-79, dirayakan setahun sekali, namun di hatinya masih saja ditawan puluhan pertanyaan, bagaimana cara untuk bisa menyejahterakan keluarga? Bulan depan gaji yang ratusan ribu akankah turun dan dibayarkan? Kontrakan bulan ini pun sudah menunggu untuk disetorkan, anak pun butuh susu dan entah dengan apa rasa laparnya akan diredakan. Dia juga guru, dia juga mengabdikan diri dan memberikan ilmu denga segenap hatinya. Dia juga guru, namun nasibnya belum seberuntung yang lainnya, namun pada perayaan ini dia pun tetap tersenyum bahagia.
Terpujilah wahai engkau Ibu Bapak guru
namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
sebagai prasasti trima kasihku, tuk pengabdianmu.
25 November, kita rayakan bersama. Semoga guru-guru di Indonesia semakin diperhatikan oleh Pemerintah: kesejahteraannya dan pengabdiannya. Jangan ada lagi yang melukai hati dan harga diri mereka. Berikan kepercayaan sepenuhnya kepada guru-guru Indonesia untuk mendidik dan mengajari anak-anak bangsa dengan cara terbaik yang mereka miliki. Jangan hancurkan harapan mereka, jangan kecilkan usaha mereka, dan jangan pandang mereka dengan sebelah mata. Bahkan kamu sendiri mengerti dan paham sekali, tanpa adanya guru, hari ini kita mungkin tidak bisa menjadi apa-apa. Tanpa adanya bimbingan guru mungkin kita masih berada dalam kubangan kegelapan selamanya.
Saya ucapkan selamat Hari Guru Nasional, untuk seluruh guru di Indonesia. Jangan pamerkan kado dan surat cinta dari murid-muridmu, temanku. Jangan sengaja kautunjukkan, karena mungkin di luar sana, di suatu tempat di sana masih ada rekan gurumu yang tidak seberuntung dirimu, yang belum merasakan kebahagiaan sepertimu.
dariku: Ramita Zurnia, juga seorang Guru, yang mengabdi di sebuah sekolah menengah pertama dengan siswanya yang penuh semangat dan ceria. Mungkin sekolah kami memang jauh dari pusat Kota Pekanbaru, namun semangat juang kami sama gagahnya dengan ribuan pohon sawit yang menjulang di sepanjang mata memandang.
Pekanbaru: 24.11.2024